TEKNIK PENGERINGAN "DRUM DRYING"
ANITA WIDYANTI N, LUQMAN AGUNG W
I.
PENDAHULUAN
Pengeringan
adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan
energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan
bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas.
Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana
perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai
waktu simpan yang lebih lama. Biasanya kandungan air bahan pangan dikurangi
sampai batas tertentu dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi pada bahan
pangan tersbut. Keuntungan pengeringan adalah bahan pangan menjadi lebih awet
dan volume bahan pangan menjadi lebih kecil, sehingga mempermudah dan menghemat
ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan menjadi kurang dan
mempermudah tranport.
Prinsip
pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini kandungan uap air
udara lebih kecil atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang relatif rendah
sehingga terjadi penguapan.
Secara umum,
faktor yang mempengaruhi pengeringan ada 2, yaitu:
1. Faktor yang berhubungan dengan udara
pengering, seperti: suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan
kelembaban udara.
2. Faktor
yang berhubungan dengan sifat bahan, seperti: ukuran bahan, kadar air awal, dan
tekanan parsial dalam bahan.
Bahan pangan
yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada umumnya mengandung kadar air.
Kadar air tersebut apabila masih tersimpan dan tidak dihilangkan, maka akan
dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan pangan. Contohnya, akan terjadi
pembusukan dan penurunan kualitas akibat masih adanya kadar air yang terkandung
dalam bahan tersebut. Pembusukan terjadi akibat dari penyerapan enzim yang
terdapat dalam bahan pangan oleh jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak
dengan bantuan media kadar air dalam bahan pangan tersebut. Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau
pengurangan kadar air yang terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari
pembusukan ataupun penurunan kualitas bahan pangan.
Hal-hal yang
mempengaruhi pengeringan adalah luas permukaan bahan pangan, suhu pengeringan,
aliran udara, tekanan uap air di udara dan lama pengeringan. Suhu pengeringan
sangat penting karena apabila terlalu rendah maka pengeringan akan makan waktu
yang sangat lama dan dapat menurunkan mutu bahan pangan serta memberikan bau
yang tidak normal. Jika proses pengeringan dilakukan pada suhu yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan terjadinya case
hardening dan reaksi browning.
Ada beberapa
mekanisme yang dapat terjadi pada saat bahan basah dikeringkan sampai mempunyai
kandungan air tertentu yang cukup rendah. Hal itu dapat diketahui dari kurva
pengeringan. Kurva pengeringan menunjukkan hubungan antara kandungan air di
dalam padatan sebagai fungsi waktu. Selain itu dapat pula dinyatakan dalam
hubungan antara laju pengeringan dan kandungan air.
Secara umum
kurva pengeringan terdiri atas dua bagian, yaitu periode laju pengeringan
konstan dan periode laju pengeringan menurun. Tipe dan jenis pengering yang
digunakan untuk pengeringan bahan pangan bermacam-macam. Pada umumnya pemilihan
tipe pengering ditentukan oleh jenis komoditas yang akan dikeringkan, bentuk
akhir produk yang dikehendaki, faktor ekonomis dan kondisi jenis alat.
II.
DRUM
DRYING (PENGERINGAN DRUM)
Pengeringan
dengan drum (Drum Drying) secara luas
digunakan dalam pengeringan komersial di industri pangan untuk berbagai jenis
produk makanan berpati, makanan bayi, maltodekstrin, suspensi dan pasta dengan
viskositas tinggi (heavy pastes), dan
dikenal sebagai metode pengeringan yang paling hemat energi untuk jenis produk
tersebut. Karena terpapar pada suhu tinggi hanya dalam beberapa detik, drum drying sangat sesuai untuk
kebanyakan produk yang sifatnya sensitif terhadap panas.
Tujuan utama
dari pengeringan ini adalah memecah struktur granula pati sehingga meningkatkan
daya larut (solubility) produk dan
penyerapan air (water absorption)
dalam air dingin pada pasta dari pati (Panuwat S. and Athapol N., 2003).
Pengering drum dikembangkan pada awal tahun 1900-an dan hampir digunakan pada
semua bahan makanan cair sebelum penggunaan pengeringan semprot. Saat ini
pengering drum digunakan dalam industri makanan untuk mengeringkan berbagai
produk seperti produk susu, makanan bayi, sereal, buah dan sayur, pure kentang,
dan pati masak.
Dalam
operasional pengeringan, cairan, bubur, atau materi yang dihaluskan diletakan
sebagai lapisan tipis pada permukaan luar drum berputar yang dipanaskan oleh
uap. Setelah sekitar tiga per empat dari titik putaran, produk sudah
kering dan dipindahkan dengan pisau/scraper
statis. Produk kering kemudian ditumbuk menjadi serpih atau bubuk. Pengeringan
drum adalah salah satu metode pengeringan yang paling hemat energi dan
khususnya efektif untuk mengeringkan cairan dengan viskositas tinggi atau bubur
makanan.
a)
Sistem Kerja Drum Dryer
Drum dryer umumnya terdiri dari
satu atau dua silinder berongga yang dipasang horizontal yang terbuat dari besi
cor bermutu tinggi atau stainless steel,
bingkai penunjang, sistim aliran produk, dan
scraper. Diameter drum berkisar antara 0,5 – 6 m dan panjang antara 1 – 6 m
(sesuai skala produksi).
Tiga komponen utama dari Drum dryer
adalah :
1. Tangki
Fungsi : Sebagai
tempat produk yang akan dikeringkan. Produk yang akan dikeringkan ditampung dan
dikumpulkan di tempat ini. Bentuk tangki dibuat sedemikian rupa agar semua
produk dapat dikeringkan dengan sempurna.
2. Drum
Fungsi : Sebagai alat pengering dimana ditempatkan uap panas
ke dalam drum . Drum mempunyai konstruksi sedemikian
rupa sehingga dapat dimasukan uap panas ke dalamnya. Saat drum berputar maka
proses pengeringan yang dilakukan pada drum ini merupakan proses pengeringan
lapis batas dimana produk akan bersinggungan dengan permukaan panas dan
menempel pada drum sehingga dapat terangkut mengikuti putaran drum. Selama
pengangkutan ini kandungan air dalam produk akan menguap sehingga saat drum
berputar menyelesaikan siklus putarnya produk telah mencapai kadar air yang
diinginkan. Putaran Drum dan panas uap yang dimasukkan diatur sedemikian rupa
untuk mendapatkan produk dengan kadar air yang ditetapkan.
3. Pisau Skrap
Fungsi: Memisahkan produk yang telah kering. Produk yang diinginkan
dan masih menempel di drum dipisahkan dan ditampung ke dalam tangki keluaran.
Proses pemisahan ini dilah-ukan dengan sebuah pisau skrap yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memisahkan produk dari drum dengan
sempurna.
Dalam operasional pengering drum, ada
4 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
-
Tekanan uap-panas atau suhu media pemanas
-
Kecepatan putaran
-
Ketebalan film
-
Sifat umpan, yaitu konsentrasi padatan, reologi dan
suhu (Devahastin, 2001).
Sistem kerja, uap sampai suhu 200oC akan memanaskan permukaan
bagian dalam drum. Bahan/material yang seragam diletakan dalam lapisan tipis
(0,5 – 2 mm) ke luar drum permukaan. Waktu tinggal produk pada drum berkisar
antara beberapa detik sampai puluhan detik untuk mencapai kadar air akhir
kurang dari 5%. Konsumsi energi dalam pengering drum berkisar antara 1,1 kg uap
per kg air yang diuapkan dan 1,6 kg uap per kg air menguap, sesuai dengan
efisiensi energi sekitar 60% – 90%.
Dalam kondisi ideal, kapasitas penguapan maksimum pengering drum dapat
mencapai 80 kg H2O/hr m2. Pengering drum dapat
menghasilkan produk pada tingkat antara 5 kg/ hr m2 dan 5 kg/ hr m2,
tergantung pada jenis makanan, kadar air awal dan akhir, serta kondisi
operasional lainnya.
Beberapa permasalahan yang timbul pada drum dryer yang mengakibatkan
kinerja pengeringan yang tidak konsisten antara lain:
-
terjadi fluktuasi kadar air dan ketebalan bahan
-
akumulasi noncondensable gas dalam tabung yang
mempengaruhi keseragaman pengeringan
-
suhu permukaan drum mungkin berbeda-beda sepanjang
drum.
b)
Klasifikasi Drum Dryer
Pengering Drum diklasifikasikan menjadi 3, yaitu single drum dryer, double drum dyer, dan twin drum dryer seperti terlihat pada gambar berikut.
Double drum dyer memiliki dua
drum yang berputar terhadap satu sama lain pada bagian atas. Gap antara dua
drum akan mengontrol ketebalan lapisan bahan yang diletakan pada permukaan
drum. Twin drum dryer juga memiliki
dua drum, tetapi berputar berlawan satu sama lain pada bagian atas.
Diantara tiga jenis drum dryer,
single dan double drum dryer
paling sering digunakan untuk buah-buahan dan sayuran. Misalnya untuk keripik
kentang (single drumdryer) dan pasta
tomat (double drum dryer). Sedangkan twin drum dryer digunakan untuk
pengeringan bahan yang menghasilkan produk berupa butiran/debu.
Untuk bahan yang sensitif terhadap panas, modifikasi dengan vacum drum dryer dapat digunakan untuk
mengurangi suhu/panas pengeringan. Vacum
drum dryer pada prinsipnya mirip dengan drum dryer, hanya drum tertutup
dalam ruang kedap udara/vakum.
c)
Metode Feeding
Metode penyaluran bahan produk pada permukaan drum berbeda-beda,
tergantung pada susunan drum, konsentrasi zat padat, viskositas, dan kemampuan
membasahi pada bahan. Untuk skala industri, pengeringan drum menggunakan 5
metode penyaluran bahan (feeding) yaitu, roll feed, nip feed, pencelupan, penyemprotan, dan percikan.
Berbagai
metode feeding dalam drum dryer: (a) roll feed; (b) nip feed; (c) dip feed;
(d) spray; dan (e) splash. (Tang,et al,2003)
-
Roll feed
: digunakan baik pada single maupun double drum dryer. Metode ini efektif
pada bahan yang viscous dan kental.
Multirolls sering digunakan untuk meningkatkan ketebalan film,sehingga throughput juga meningkat. Jarak antara drum dengan rolls dapat diatur
secara individu. Kecepatan putar rolls dapat sama atau tidak sama dengan
kecepatan putar drum. Metode roll feeding kadang-kadang digunakan bersamaan
dengan teknik feeding lainnya untuk menghasilkan karakteristik pengeringan yang
diinginkan pada beberapa produk tertentu.
-
Nip feed : merupakan metode feeding paling sederhana.
Hanya digunakan dalam double drum dryer.
Cocok digunakan untuk mengeringkan lapisan tipis seperti susu dan whey. Nip
feeding menggunakan jarak yang dapat diatur antara 2 drum untuk mengontrol
ketebalan film. Keseragaman distribusi umpan (feed) sepanjang drum merupakan hal yang perlu diperhatikan pada
metode feeding ini.
-
Dip feed : digunakan pada single maupun double drum
dryer. Dengan metode ini, drum sebagian tenggelam dalam tray dan produk dalam tray melekat pada permukaan drum yang
berputar. Cocok digunakan pada bahan berupa suspensi padatan dan untuk menghindari
terjadinya penggumpalan bahan dalam tray.
-
Spray feeding
: bahan yang akan dikeringkan dikabutkan dengan nozzle ke permukaan drum. Nozzle dapat berada di bagian bawah drum
atau lokasi lain. Kuantitas produk ditentukan oleh sistem nozzle.
-
Splash feeding :
metode ini khusus digunakan pada bahan yang mempunyai laju sedimentasi yang
tinggi. Dapat digunakan pada single maupun double drum dryers.
d)
Kelebihan Dan Kelemahan Drum Dryer
Kelebihan
atau keuntungan penggunaan drum dryer
antara lain:
1.
Produk yang dihasilkan memiliki porositas yang baik
sehingga sifat rehidrasi tinggi.
2.
Bisa digunakan untuk makanan kering yang sangat kental,
seperti pasta dan pati gelatinized atau dimasak, yang tidak dapat mudah
dikeringkan dengan metode lain.
3.
Efisiensi/hemat energi dan kecepatan yang tinggi.
4.
Produk/hasil yang diperoleh lebih bersih dan higienis.
5.
Mudah untuk mengoperasikan dan memelihara.
6.
Fleksibel dan cocok untuk beberapa pengeringan tapi
dalam jumlah kecil.
Kelemahan
atau kekurangan penggunaan drum dryer
antara lain:
1.
Tidak cocok untuk produk yang tidak dapat membentuk
film (lapisan tipis) yang bagus.
2.
Khusus produk yang mengandung kadar gula tinggi seperti
tomat pure tidak mudah dipisahkan dari drum karena thermoplasticity
dari suhu bahan.
3.
Throughput (kecepatan hasil pengeringan per
satuan waktu) relatif rendah dibandingkan dengan spray drying.
4.
Biaya tinggi untuk perubahan permukaan drum karena
presisi mesin sangat dibutuhkan.
5.
Kemungkinan panas produk dapat memberikan rasa ‘masak’
dan pudarnya warna karena kontak langsung dengan suhu tinggi di permukaan drum.
6.
Tidak dapat memproses bahan/material yang mengandung
garam tinggi (asin) atau bersifat korosif karena berpotensi terjadi pitting
pada permukaan drum.
7.
Luas kontak permukaan bahan dengan udara lebih rendah
dibandingkan dengan jenis pengeringan lainnya seperti spray drying atau
fluidized bed drying.
e)
Aplikasi Drum Dryer
Drum dryer antara lain
diaplikasikan pada pengeringan produk pangan seperti:
1.
Susu
2.
Makanan bayi
3.
Sereal
4.
Buah dan sayuran
5.
Pure kentang
6.
Pati masak
DAFTAR
PUSTAKA
Devahastin, S. 2001. Pengeringan Industrial. IPB Press:Bogor.
Mahadi, 2007. Model Sistim dan Analisa Pengering Produk
Makanan. USU:Medan.
Panuwat Supprung and Athapol Noomhorm, 2003. Optimization of Drum Drying Parameters for Low Amylose Rice (KDML105)
Starch and Flour. Drying Technology, Vol. 21 No. 9, pp. 1781-1795.
Tang, Juming, Hao
Feng, Guo-Qi
Shen. 2003. Drum Drying in Encyclopedia of Agricultural, Food,
and Biological Engineering. Marcel Dekker : New York
Wah bagus sekali mas Luqman, klo mau konsultasi d beli drum dryer skala rumah tangga d hemat energy dimana toko penjualnya ? Terima kasih. Junaidi
BalasHapus